Thursday, March 22, 2012

"TERKUNCI"


 "Kenapa hal buruk ini terjadi padaku... huhuhu..
"Nina cemberut dan gusar sambil tetap berusaha membuka pintu WC yang terkunci. Sekitar 10 menit yang lalu Nina masih menghirup udara bebas dan segar di luar sana. Tapi saat ini, Nina terkurung dan terkunci di WC yang pengap dengan pintu yang macet.
"Tau begini aku bawa handphone, jadi bisa minta tolong temen. Tapi masa pergi ke WC bawa handphone? Lagian siapa yang tau kalo ada kejadian kayak gini?"
Nina tiba-tiba teringat cerita mengenai WC angker di lantai 4 sekolahnya. Kata orang-orang, WC lantai 4, tepatnya WC di dekat ruang laboratorium pernah ada seorang murid yang bunuh diri karena gagal ujian. Murid itu menyayat pergelangan tangannya dengan pisau yang dipinjam dari Mang Udin, tukang jualan bakso di kantin. Biasanya Nina rela menempuh perjalanan jauh dari kelasnya 4IPA 2 hanya untuk ke WC di lantai 3. Kali ini karena tak kuat menahan sakit perut yang melilit gara-gara makan pempek Mang Totong, akhirnya Nina memberanikan diri ke WC yang terkenal angker.
Tiba-tiba terdengar suara langkah kaki.
Tap... tap... tap...
Bulu kuduk Nina merinding. Ia membayangkan kalau hantu murid yang bunuh diri itu perlahan menghampirinya.
"Mamaaaa, tolooong... aku ngga mau mati muda," teriak Nina.
"Tok... tok... tok..." Pintu WC diketuk. Nina mundur ke belakang meraih gayung sambil mengambil kuda-kuda pertahanan, saat SD ia pernah belajar karate meskipun cuma 1 bulan.
"Hai, kamu baik-baik aja kan di dalem?" tanya suara laki-laki dari luar WC. Hening sesaat. Nina menelan ludah. Perlahan Nina menghampiri asal suara tersebut.
"Kamu baik-baik aja kan ? Aku denger tadi kamu teriak."
Bola mata Nina membesar. Hidungnya kembang kempis dan bibirnya bergetar karena terharu. Tangisnya pun pecah
"Tolongin aku, huhu, aku nggak bisa keluar dari WC ini nih..." kata Nina sesenggukan
"Sebentar, aku panggil pak guru sama penjaga sekolah. Takutnya pintu mesti dibongkar."
"Jangan, jangan tinggalin aku..."
Kini bukan mati muda lagi yang Nina takutkan, tapi Nina tidak mau jika ada guru atau orang lain yang tahu. Lebih parah lagi diketahui tim jurnalistik dan tim penyiaran. Nina tidak mau jadi sampul depan majalah sekolah sebahai berita "Murid cantik yang terkurung di dalam WC" atau cerita penyelamatan dirinya yang disiarkan di radio sekolah. Bisa-bisa dia mati karena malu.
Coba mundur ke belakang, aku coba dobrak pintunya, kata laki-laki tadi lagi. Nina menurut.
Brakkkkk... Brakkkkk...
Beberapa kali laki-laki itu mencoba mendobrak pintu WC hingga pintu itu sedikit rusak di bagian bawahnya. Tapi pintu belum terbuka juga. Nina membayangkan ia seperti Rapunzel yang diselamatkan oleh sang pangeran di sebuah istana. "Romantis." Nina sedikit berkhayal. 
"Aduh, pintunya susah banget dibukanya. Badan aku udah pada sakit, aku istirahat bentar, ya."
"Hai, kamu baik banget. Makasih ya, kamu nggak ninggalin aku."
"Panggil aku Deni aja, aku anak 2IPA 1."
"Oh ternyata adik kelas..." kata Nina dalam hati. Nina merasakan jika pintu itu sedikit berat. Sepertinya Deni bersandar di belakang pintu WC itu. Nina kemudian meraba-raba pintu seperti adegan di sinetron dan video klip.
"Maaf ya Den karena aku kamu jadi kelelahan," bisik Nina.
Tiba-tiba Nina terdiam, tangannya seperti merasakan sesuatu di bawak kenop pintu tersebut.
Ceklek.
Nina baru sadar. Karena terburu-buru, selain mengunci kenop pintu WC, dia juga mengunci slot WC yang letaknya di bawah kenop pintu. Dan saat hendak keluar Nina hanya membuka kenop pintunya saja tanpa membuka slotnya.
"Deni," Nina keluar dari WC sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pipinya memerah.
Maaf ya, Den, aku lupa slot kuncinya belum aku buka." Nina nyengir.
Deni dengan muka kusut dan tubuh basah karena keringat hanya menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala. ***



===

No comments:

Post a Comment